MAKALAH BIOKIM VITAMIN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “VITAMIN”
Makalah ini
berisikan tentang informasi Pengertian Mineral Mikro atau yang lebih khususnya
membahas dampak kelebihan dan kekurangan mineral mikro serta proses penyerapan
dan metabolismenya dalam tubuh. .Diharapkan Makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang mineral mikro.
Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Krawang, 18
October 2012
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Vitamin
adalah senyawa-senyawa organic tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil
dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolism dalam sel dan
penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan.
Vitamin
adalah nutrisi yang sangat penting untuk pertumbuhan, energi, dan fungsi saraf.
Tubuh kita mendapatkan vitamin dari makanan, suplemen, atau hasil produksi
flora usus.
Kebanyakan
vitamin-vitamin ini tidak dapat disintesis oleh tubuh. Beberapa di antaranya
masih dapat dibentuk oleh tubuh, namun kecepatan pembentukannya sangat kecil
sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh
karenanya tubuh harus memperoleh vitamin dari makanan sehari-hari. Jadi vitamin
mengatur metabolisme, mengubah lemak dan kabohidrat menjadi energi, dan ikut
mengatur pembentukan tulang dan jaringan.
Sejarah penemuan vitamin dimulai oleh Eijkman yang
pertama kali mengemukakan adanya zat yang bertindak sebagai faktor diet
esensial dalam kasus penyakit beri-beri. Pada tahun 1897 ia memberikan gambaran
adanya suatu penyakit yang diderita oleh anak ayam yang serupa dengan beri-beri
pada manusia. Gejala penyakit tersebut terjadi setelah binatang diberi makanan
yang terdiri atas`beras giling murni. Ternyata penyakit ini dapat disembuhkan
dengan memberikan makanan sisa gilingan beras yang berupa serbuk. Hasil
penemuan yang menyatakan bahwa dalam makanan ada faktor lain yang penting selain kabohidrat, lemak dan protein sebagai energy, mendorong
para ahli untuk meneliti lebih lanjut tentang vitamin, sehingga diperoleh
konsep tentang vitamin yang kita kenal sekarang. Pada saat ini terdapat lebih
dari 20 macam vitamin. Polish kemudian member nama faktor diet esensial ini
dengan vitamin. Selanjutnya hasil pekerjaan Warburg tentang koenzim (1932-1935)
dan kemudian penyelidikan R Kuhn dan P Kerrer menunjukkan adanya hubungan
antara struktur kimia viatamin dengan koenzim.
TUJUAN
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk
memberikan suatu gambaran, penjelasan yang lebih mendalam mengenai vitamin. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui
lebih dalam tentang vitamin pada mata kuliah biokimia lanjut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Vitamin A (Retinol)
Vitamin A adalah suatu alcohol yang terdapat
di dalam tumbuhan sebagai provitamin A, yaitu senyawa karoten. Pada hirolisis
karoten terjadi vitamin A. Rumus karoten adalah seperti di bawah ini :
Vitamin A berperan dalam proses melihat, yaitu
pada proses fotokimia pada retina. Pada retina mata terdapat cahaya, yaitu
rodopsin, suatu protein gabungan yang dapat terdisosiasi menjadi protein opsin
dan retinen trans (vitamin A dalam bentuk aldehida). Disosiasi ini terjadi
apabila rodopsin ini terkena cahaya.Trans retinen selanjutnya dapat direduksi
oleh NADH dan enzim dehidrogenase
alkohol membentuk trans vitamin A1.peran lain cahaya pada siklous
rodopsin adalah menghambat pembentukan rodopsin dari protein opsin dan sis
retinen. Melalui isomerisasi sisi retinen menjadi trans retinen. Sebaliknya,
dalam keadaan gelap, sis retinen membentuk rodopsin kembali dengan opsin. Sis
retinen juga dapat terbentuk kembali melalui isomerasi trans retinen atau
melalui oksidasi sis vitamin A.
Defisiensi vitamin A dapat
menyebabkanseseorang tidak dapat melihat dengan jelas dalam cahaya yang redup
(rabun senja)
Dala proses reproduksi, vitamin A berfungsi
sebagai salah satu factor pertumbuhan. Tikus yang kekurangan vitamin A ternyata
kurang subur,dan mengalami gangguan dalm sitesis Androgen.
Vitamin A berperan dalam sintesis mukoprotein
dan mukopolisakarida yang berfungsi mempertahankan kesatuan epitel, khusunya
jaringan mata, mulut, alat pencernaan, alat pernapasan, dan saluran genital
atau urin. Gangguan mukosa dapat menyebabkan tubuh mudah terkena infeksi. Dan
dalam pertumbuhan tulang dan gusi, vitamin A juga merupakan factor yang esensial.
·
Defisiensi vitamin A
a.
Rabun malam atau rabun senja
Penyakit ini merupakan awal dari defisiensi
vitamin A. penderita juga tidak dapat melihat untuk jangka waktu yang relative
lebih lama dibandingkan orang normal, bila datang dari tempat terang ke tempat
yang gelap.
b.
Perubahan epitel
Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan
perubahan-perubahan tertentu pada jaringan epitel diseluruh tubuh, termasuk
mata.
B. Asam Nikotinat
Niasin penting untuk pertumbuhan yang normal
dan kesehatan sepanjang hidup manusia.
Vitamin ini merupakan bahan dasar dari Koenzim
Nikotinamida adenine dinukleotida NAD+). Telah kita ketahui bahwa
koenzim ini merupakan koenzim dari enzim deghidrogenase, dengan mentransfer
hidogen dalam rekasi oksidasi reduksi
PEnyakit
/ Gejala Degisiensinya
Apabila cadangan vitamin di dalam tubuh ini
telah habis dalam waktu 30-180 hari dan penambahan dari makanan sangat sedikit
atau tidak ada sama sekali, akan timbul
penyakit pellagra ( pele = ukilt, agra = kasar ). Penyakit ini dapat
mengenai usus, kulit, dan system syarat. Kulit misalnya pada muka, leher, dada,
lengan menjadi kemerah-merahan. Untuk penyembuhan penyakit ini diperlukan makanan
sumber vitamin lain pula, yaitu makanan yang mengutamakan sumber vitamin B1,
vitamin B2 dan niasin sendiri.
Walaupun tidak terdapat kasus
pelagra yang sama, namun ciri-ciri berikut merupakan gejala umum dari pellagra.
a.
Gejala awal diantaranya : lelah,
pusing, kehilangan berat badan, tidak mempunyai selera makan.
b.
Merasa sakit pada lidah, mulut, kerongkongan,
disertai glositis (perasaan seperti terbakar pada lidah )yang dapat meluas
sampai usus. Lidah dan bibir menjadi merah.
c.
Mual , muntah-muntah yang diikuti oleh
diare.
d.
Dermatitis ( gatal terasa panas )
khususnya pada permukaan tubuh yanbg terbuka yaitu lengan, tangan, lutut dan
leher.
e.
Gejala neurologis seperti daya ingat
lemah, mudah bingung, mudah marah, halusinasi dan demensia ( gangguan jiwa dan
gangguan syaraf ).
Sumber
vitamin ini adalah di antaranya makanan yang kaya akan protein, seperti telur,
daging, dan susu. Sumber vitamin nabati misalnya biji-nijian ( beras dan
sebagainya ), sayuran hijau, kentang, kacang-kacangan ( leguminosa ) seperti
kedelai, dan petai cina.
Gejala
pellagra dapat dihilangkan dengan pemberian 4,4 mg niasin per 1000 kalori
energy yang dibutuhkan tubuh per hari.
Niasin
dapat larut dalam air, sehingga kehingga kehilangan vitamin ini sering terjadi
apabila sayuran di cuci setelah dipotong-potong. Niasin tahan terhadap
pemanasan. Di Negara-negara yang penduduknya mengalami kasus pellagra, Niasin
ditambahkan ke dalam makanan penduduk.
C. Tiamin ( vitamin B1 )
Tiamin telah lama dikenal sebagai antineuritik
karena digunakan untuk membuat normal kembali susunan syaraf. Adapun struktur
/rumus kimia dari Tiamin adalah sebagi berikut :
Fungsi tiamin didalam tubuh adalah sebagai koenzim dalam
karbosilasi asam firufat dan asam ketoglutarat, dan tiamin terlibat dalam
metabolism lemak, protein, dan sintesis asam nukleat
Koenzim yang berasal dari vitamin ini adalah
tiamin pirofosfat (TPP)yang berfungsi
dalam reaksi-reaksi dekarboksilasi asam a
keton, oksidasi keton, transketolasi.
Adapun bagian aktif dari koenzim TPP adalah gugus tiazolnya.
Tiamin diabsorbsi secara aktif terutama di duodenum bagian atas
yang bersuasana asam, dengan bantuan adnin trifosfatase. Setela di absorbs,
kurang lebih 30 mg tiamin mengalami fosforilasi dan disimpan sebagai tiamin
pirofosfat didalam jantung, otak, hati, dan jaringan otot.
Defisiensi vitamin ini menyebabkan terjadinya penyakit beri-beri,
terutama pada Negara yang menggunakan nasi sebagai bahan makanan pokoknya.
Defisiensi vitamin ini juga mengakibatkan rusaknya alat pencernaan makanan,
yang disertai dengan muntah-muntah dan diare. Sumber vitamin ini adalah segala
biji-bijian, seperti beras, gandum, dan sumber lainnya adalah daging, unggas,
telur, hati, kedelai, kacang tanah, sayuran, dan susu.
Tiamin memiliki sifat yang mudah larut dalam
air, sehingga dapat hilang dan rusak selama dalam proses pemasakan, dan juga
tidak tahan terhadap pemanasan yang terlalu lama. Faktor lain yang juga
menyebabkan kerusakan pada tiamin adalah adanya alkali yang terkandung. Jika
dilihat pada proses pemasakan roti, kehilangan tiamin mencapai 25%, daging yang
direbus mencapai 50%, dan yang dipanggang kehilangan 25 %. Oleh karena itu,
guna menjaga kehilangan tiamin dari makanan, terutama sayuran, maka dalam
memasaknya digunakan air yang sedikit saja, kecuali jika air rebusan itu ikut
di manfaatkan untuk konsumsi bersama sayuran itu sendiri.
D. Riboflavin ( B2 )
Riboflavin merupakan pembentuk flavin
mononukleotida (FMN) dan juga sebagai koenzim FAD, yang mempunyai rumus (b)
Dan struktur kimia vitamin B2 adalah sebagai
berikut :
Riboflavin diabsorbsi dibagian atas usus halus secara aktif oleh
proses yang membutuhkan natrium untuk kemudian mengalami fosforilasi hingga
menjadi FMN di dalam mukosa usus halus. Sebanyak 200ml Riboflavin dan
metabolitnya dikeluarkan melalui urine tiap hari. Jumlahnya bergantung pada
konsumsi dan kebutuhan jaringan.
Tanda-tanda defisiensi pada vitamin ini adalah
keilosis ( terjadi kerak pada sudut mulut yang berwarna merah ). Sumber vitamin
ini adalah susu, daging, telur, dan ikan. Adapun biji-bijian seperti beras dan
gandum hanya mengandung riboflavin dalam jumlah yang kecil (sedikit).
Pada pasteurisasi, evaporasi atau pengeringan
susu terjadi pengurangan riboflavin mencapai 20%. Apabila dijemur di bawah
sinar matahari langsung selama 3,5 jam terjadi pengurangan sampai 75%. Oleh
karenanya pada pengemasan susu harus digunakan tempat dari aluminium, karton
atau botol berwarna. Pada pengawetan sayuran yang menggunakan bikarbonat akan menyebabkan
perusakan vitamin secara total.
E. Asam Lipoat
Struktur kimia
Asam Lipoat adalah sebagai berikut ;
Enzim yang mengandung gugus lipoil, -S-S ini
berfungsi sebagai katalis pada reaksi pemindahan/transfer gugus asil dan
transfer hidogen. Reaksi berlangsung dalam tiga tahap, yaitu : pengikatan gugus
asil oleh guhgus lipoil, pemindahan gugus asil pada koenzim A yang disertai
pengikatan dua atom H oleh gugus lipoil, dan pemindahan hydrogen yang diikatnya
kepada koenzim NAD+, seperti terlihat dalam persamaan reaksi berikut
:
Pada reaksi tahap dua, asil-lipoil-enzim
memindahkan asil pada koenzim A dan lipoil sendiri mengalami reduksi karena
mengikat 2 atom hydrogen, terakhir lipoil tereduksi kemudian dioksidasi oleh
enzim yang mengandung koenzim yang
mengandung FAD.
F. Biotin
Rumus kimia
vitamin ini adalah sebagai berikut ;
Biotin sebagai kofaktor yang terikat kuat pada
bagian protein enzim. Ada tiga jenis reaksi yang dapat dilangsungkan oleh
biotin, yaitu reaksi karboksilasi pada karbon dari asil KoA, reaksi
karboksilasi pada atom karbon yang berikatan ganda dari rantai karbon senyawa asil
KoA, dan reaksi transkarboksilasi pada senyawa asil KoA.
Gejala defisiensi yang tampak pada vitamin ini
adalah sebagai berikut :
a.
Kulit menjadi kasar bersisik
b.
Rasa sakit pada urat-urat
c.
Kulit memucat
d.
Anoreksia (kehilangan selera makan)
dan mual
e.
Kadar hemoglobin menurun
f.
Kadar kolesterol menaik
g.
Kadar biotin urin menurun samapi 1/10
normal
Adapun sumber utama vitamin biotin adalah
daging, kuning telur, kacang polong, kaenari atau kemiri.
G. Piridoksin, Piridoksal dan Piridoksamin ( Vitamin B6 )
Vitamin piridoksal fosfat berpartisipasi dalam
reaksi-reaksi metabolism asam amino, seperti reaksi transaminasi,
dekarboksilasi dan raseminasi. Masing-masing reaksi ini berlangsung dengan
katalis enzim yang berbeda-beda. Namun semua enzim ini memerlukan koenzim yang
sama yaitu piridoksal fosfat.
-
Transaminasi
-
Dekarboksilasi
-
Raseminasi
Adapun gejala defisiensi yang ditunjukkan oleh
vitamin ini adalah hambatan pertumbuhan, badan lemah dan gangguan mental,
ernenia, dermatitis (gatal-gatal pada kulit dengan bercak merah).
Sumber utama vitamin ini adalah dahing,
unggas, ragi, legume, serealia, ubi jalar, dan kentang.
H. Asam Folat
Defisiensi asam folat menunjukkan anemia
megaloblastik, glositis (inflamasi pada lidah), dan diare.
Makanan sumber asam folat adalah hati, sayuran
berwarna hujau tua terutama bayam, asparagus dan kacang-kacangan.
Tetrahidofolat berperan dalam pembentukan
komponen-komponen RNA dan DNA, oleh karenanya sangat penting dalam pembelahan
sel dan reproduksi.
I. Vitamin B12 (kobalamin)
Defisiensi vitamin ini biasanya disebabkan
oleh kerusakan sistem absorpsi di usus. Beberapa gejala defisiensi vitamin ini
antara lain sebagai berikut ;
o
Anemia pernisiosa, yang disebabkan
oleh ketidakmampuan tubuh mengabsorpsi B12
o
Pucat dan menjadi kurus
o
Anoreksia (kehilangan nafsu makan)
o
Gangguan neurologis
o
Depresi mental
Sumber
vitamin B12 adalag berasal dari makanan hewani, seperti daging, susu,
telur, unggas, mentega, dan hati. Makanan sumber nabati tidak mengandung
vitamin B12.
J. Asam Pantotenat
Vitamin ini merupakan pembentuk koenzim A.
Gugus aktif koenzim A adalah gugus -S-H.
Dalam reaksi-reaksi kimia biasanya dituliskan KoA-SH atau HS-KoA. Gengan gugus
karboksil dari substrat koenzim A membentuk ikatan tioester.
Koenzim A dalam reaksi-reaksi kimia merupakan
pemindah gugus asil. Defisiensi vitamin ini memberikan gejala sebagai berikut :
o
Kehilangan selera makan
o
Tidak dapat melaksanakan pencernaan
makanan dengan baik
o
Depresi mental
o
Insomnia (tidak dapt tidur)
o
Mudahterjadi infeksi pernapasan
Semua makanan yang berasal dari hewan
merupakan sumber dari asam pantotenat. Disamping itu juga biji-bijian dan
kacang polong. Buah dan sayur mengandung asam pantotenat dalam jumlah yang
rendah.
K. Vitamin C (Asam Askorbat)
Rumus kimia vitamin C adalah sebagai berikut :
Dalam larutan air, vitamin c mudah dioksidasi,
terutama apabila dipanaskan. Oksidasi dipercepat apabila ada tembaga atau
suasana alkalis. Kehilangan vitamin c sering terjadi karena pengolahan,
pengeringan dan cahaya. Vitamin csangat penting dalam pembuatan zat-zat
interseluler dan kolagen. Vitamin ini tersebar diseluruh tubuh dalm jaringan
ikat, rangka, matriks, dan lain-lain. Vitamin C berperan dalam hidroksilasi
prolin dan lisisn menjadi hidroksiprolin dan hodroksilasi yang merupakan bahan
pembentuk kolagen tersebut.
Dalam proses pernapasan, vitamin C banyak
terlibat , namun mekanismenya belum diketahui dengan jelas. Peran penting
vitamin ini adalah sebagai berikut :
o
Oksidasi fenilalanin menjadi tirosin
o
Reduksi ion feri menjadi fero dalam
saluran pernapasan
o
Mengubah asam folat menjadi bentuk
aktif asam folitat
o
Sintese hormo-hormon steroid
darikolesterol.
Vitamin C merupakan reduktor kuat .bentuk
teroksidasinya adalah asam dehidroaskorbat seperti di bawah ini.
Dengan demikian vitamin C juga berperan menghambat
reaksi-reaksi oksidasi dalam tubuh yang berlebihan dengan bertindak sebagai
inhibitor. Tampaknya vitamin C merupakan vitamin yang esensial untukmemelihara
fungsi normal semua unit sel termasuk struktur-struktur subsel seperti ribosom
dan mitokondria. Kemampuan vitamin ini untuk melepaskan dan menerima
menunjukkan adanya peran yang sangat penting dalam proses metabolism. Pada
waktu stess dimana aktivitas hormon adrenal korteks tinggi, konsentrasi vitamin
dalam jaringan ternyata menurun. Infeksi dan demam tubuh mnemerlukan tambahan
jumlah vitamin C yang cukup banyak untuk mecapai kadar normalnya kembali dalam
jaringan. Peranan vitamin C dalam menanggulangi flu telah banyak dilaporkan.
Pada binatang percobaan, ternyata didapat bahwa kadar vitamin C yang tinggi
dapat meningkatkan sintesis vitamin B kompleks dalam intestin.
Adapun defisiensi terhadap vitamin ini adalah
sebagai berikut ;
o
Skorbut atau pendarahan gusi
o
Mudah terjadi luka dan infeksi tubuh,
dan kalau sudah terjadi susah disembuhkan
o
Hambatan pada pertumbuhan bayi dan
anak-anak
o
Pembentukan tulang yang tidak normal
pada bayi dan anak-anak
o
Kulit mudah mengelupas
Sumber vitamin C adalah sayuran berwarna hijau
dan buah-buahan. Kadar vitamin C dapat hilang karena hal-hal sebagai berikut :
o
Pemanasan, yang menyebabkan
rusak/berbahayanya struktur
o
Pencucian sayuran setelah
dipotong-potong terlebih dahulu
o
Adanya alkali atau suasana basa dalam
pengolahan
o
Membuka tempat berisi vitamin C sebab
oleh udara akan terjadi oksidasi yang tidak reversibel
Penambahan tomat atau jeruk nipis dapa
mengurangi kadar vitamin C. Pemanasan sayuran hendaknya dilakukan sebentar saja
dan dengan mendidihkan airnya terlebih dahulu.
L. Vitamin E
Vitamin E adalah
nama umum untuk semua metil-tokol, jadi
istilah tokoferol bukan sinonim dari vitamin E, namun pada praktek sehari-hari,
kedua istilah tersebut disinonimkan.
Terdapat enam
jenis tokoferol, α (alfa), ß (beta), γ (gama), δ (delta), ρ (eta), λ (zeta),
yang memiliki aktivitas bervariasi, sehingga nilai vitamin E dari suatu bahan
pangan didasarkan pada jumlah dari aktivitas-aktivitas tersebut. Tokoferol yang
terbesar aktivitasnya adalah tokoferol alfa.
Strktur kimia tokoferol alfa yaitu,
Struktur kimia α -tokoferol
Stabilitas kimia
vitamin E mudah berubah
akibat pengaruh berbagai zat alami. Minyak tak jenuh, seperti minyak hati ikan
cod, minyak jagung, minyak kacang kedele, minyak biji bunga matahari, semuanya
mempertinggi kebutuhan vitamin E. Hal ini terjadi jika minyak-minyak tersebut
mengalami ketengikan oksidatif dalam makanan. Bila minyak-minyak tersebut
tengik sebelum makanan dimakan, maka berarti telah terjadi kerusakan vitamin E
dalam minyak dan dalam makanan yang mengandung minyak tersebut. Garam-garam besi, seperti feriklorida,
kalium ferrisianida bersifat mengoksidasi tokoferol. Nitrogen klorida dan klor
dioksida pada konsentrasi yang biasa digunakan untuk memutihkan tepung akan
merusak sebagian besar tokoferol yang terdapat dalam tepung. Pembuatan tepung
menjadi roti akan merusak 47% tokoferol yang terdapat dalam tepung.
Fungsi
metabolik vitamin E dalam tubuh antara lain.
o sebagai antioksidan;
o dalam pernapasan jaringan normal,
berperan membantu fungsi sistem sitokrom oksidase atau untuk melindungi susunan
lipida di dalam mitokondria dari kerusakan oksidasi;
o dalam reaksi fosforilasi normal, terutama
ikatan energi fosfat, seperti kreatin fosfat dan adenosin fosfat;
o dalam metabolisme asam nukleat;
o dalam sintesis vitamin C, dan
o dalam metabolisme asam amino
bersulfur.
Vitamin E
lebih mudah diserap usus, apabila terdapat lemak dan dalam kondisi tubuh yang
mempermudah penyerapan lemak. Tokoferol dari makanan diserap oleh usus
digabungkan dengan kilomikron dan ditransportasikan ke hati melalui sistim
limfatik dan saluran darah. Di hati, tokoferol disebarkan ke sel-sel jaringan
tubuh melalui saluran darah. Di dalam plasma darah, tokoferol bergabung dengan
lipoprotein, terutama VLDL ( Very Low Density Lipoprotein).
Kira-kira 40
– 60% tokoferol dari makanan yang dikonsumsi dapat diserap oleh usus.
Peningkatan jumlah yang dikonsumsi akan menurunkan persentase yang diserap.
Vitamin E disimpan terutama dalam jaringan adiposa, otot dan hati. Pada orang yang sehat, jumlah vitamin C
cadangan cukup digunakan dalam beberapa bulan. Secara normal, kadar vitamin E
dalam plasma darah adalah antara 0,5 – 1,2 mg/ml.
Asam lemak tidak
jenuh ganda (PUFA/ Poly Unsaturated Fatty Acid), dapat menurunkan
penyerapan dan penggunaan vitamin E. Hal ini berkaitan kemungkinan dengan
kecenderungan vitamin E bersifat mudah teroksidasi. Oleh karena itu kebutuhan
vitamin E akan bertambah seiring dengan semakin bertambahnya konsumsi PUFA.
Dengan demikian, peningkatan konsumsi PUFA yang tidak diikuti dengan
prningkatan asupan vitamin E akan menimbulkan penurunan secara gradual
α-tokoferol dalam plasma.
Di dalam hati,
α-tokoferol diikat oleh α-TPP (α-tokoferol transfer protein). Setelah
menjalankan fungsinya sebagai antioksidan, tokoferol dapat teroksidasi menjadi
tokoferil (tokoferol bentuk radikal) bentuk radikal ini dapat direduksi kembali
menjadi tokoferol oleh kerja sinergi dari antioksidan yang lain, misalnya
vitamin C dan glutation.
Kelebihan vitamin
E dalam tubuh akan disimpan dalam beberapa organ, antara lain hati, jaringan
adiposa, otak dan lipoprotein. Vitamin E diekskresikan dari tubuh bersama
dengan empedu melalui feses, sebagian lagi melalui urin setelah diubah lebih
dahulu menjadi asam tokoferonat dan tokoferonalakton yang dapat berkonjugasi
dengan glukoronat.
Sumber-sumber
yang kaya akan vitamin E antara lain minyak tumbuh-tumbuhan, biji-bijian dan
telur. Kolustrum manusia dan sapi mengandung vitamin E sepuluh kali lebih
tinggi daripada susunya. Minyak kapas, minyak jagung, dan minyak lembaga gandum
mengandung vitamin E sekitar 0,01 – 0,05 persen. Vitamin E dapat pula dibuat
secara sintetis.
Kekurangan
vitamin ini dapat menyebabkan tubuh tidak bertenaga, aktifitas seksual menurun,
deposit lemak yang tidak normal di otot, perubahan degenerasi di hati dan otot,
kulit kering, dan peningkatan resiko kanker.
Defisiensi
vitamin A juga menyebabkan sterilitas pada tikus dan kerusakan otot pada
anjing, marmut dan kelinci. Suatu tanda awal kekurangan vitamin E adalah
hilangnya pergerakan spermatozoa. Kebuntingan bisa terjadi pada tikus betina
penderita, tetapi pertumbuhan embrio terganggu dan sering mengakibatkan
penyerapan fetus.
Gejala lain dari
defisiensi vitamin E adalah (1) hilangnya fertilitas pada marmut, tikus, dan
mungkin pada babi; (2) warna kecoklatan dari uterus tikus dan jaringan lemak;
(3) kerusakan otot lurik marmut, domba, kelinci dan tikus; (4) kelainan otot
jantung pada sapi, domba, monyet, unggas, kelinci dan tikus; (5) nutritional
encephalomalacia pada unggas, disebut pula gila ayam, gejalanya terdiri
dari hilangnya koordinasi, kepala ditarik ke belakang, anggota badan menjadi
kaku; (6) nekrosis hati pada tikus dan degenerasi hati dan otot pada babi.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Vitamian adalah zat-zat organik kompleks yang
dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh
tubuh. Oleh karena itu, harus didatangkan dari makanan. Tetapi esensial dalam
metabolism sel dan penting untuk melangsungkan pertumbuhan dan untuk memelihara
kesehatan.
Kebanyakan vitamin tidak dapat disintesis oleh
tubuh sehingga harus memperoleh dari makanan. Vitamin diperlukan dalam jumlah
sedikit karena vitamin bekerja sebagai katalisator yang memungkinkan
transformasi kimia macron nutrient yang secara bersama-sama kita sebut dengan
metabolisme.
SARAN
Sebagai manusia yang sadar akan gizi hendaknya
menjaga keseimbangan vitamin didalam tubuh agar tidak terjadi berbagai
penyakit. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjaga pola makan, yang terdiri
dari 4 sehat 5 sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Lal, H. 2000. Biochemistry for Dental Students. CBS
Publishers and Distributor, New Delhi.
Lehninger, A. L.
1998. Dasar-Dasar Biokimia I.
Erlangga, Jakarta.
Pujiadi, A. 1994.
Dasar-Dasar Biokimia. UI Press,
Jakarta.
Sirajuddin,S.
2009.Penuntun Praktikum Biokimia.
Laboratorium Terpadu
Kesehatan Masyarakat
AIPTKMI Regional Indonesia Timur UNHAS,
Makassar.
Sulaiman,A.H.,1995.Biokimia untuk Pertanian. USU-Press,
Medan
0 komentar:
Posting Komentar