Psikologi
“Teory Kepribadian Menurut
Sigmund freud”
Kelompok 5
Prodi D3 keperawatan
( 1b )

Di susun oleh
:
1.
Riki Abdullah
2.
Aryuda ahmadi
3.
Ihsanul Kamil
4.
Syamsul huda
5.
Defi Pringgiani
6.
Saripah
STIKES
KHARISMA KARAWANG
Jln.
Pangkal Perjuanngan KM. 1 BY Pass KARAWANG
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR
P
|
uji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberi nikmat lahir maupun batin, atas karunianya kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.
Puji
syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
tugas makalah sosiologi yang berjudul “TEORY KEPERIBADIAN MENURUT SIGMUN FREUD”
tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Amin Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, atas dukungan dari teman-teman semua kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik walaupun masih banyak kekurangan.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Amin Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, atas dukungan dari teman-teman semua kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik walaupun masih banyak kekurangan.
Harapan kami ke depannya semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca.
Karawang, 9 Oktober
2012
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
M
|
anusia adalah makhluk yang kompleks,
kekompleksitasan manusia itu tiada taranya di muka bumi ini. Manusia lebih
rumit dari makhluk apapun yang bisa dijumpai dan jauh lebih rumit dari mesin
apapun yang bisa dibuat. Manusia juga sulit dipahami karena keunikannya. Dengan
keunikannya, manusia adalah makhluk tersendiri dan berbeda dengan makhluk apapun.
Juga dengan sesamanya. Tetapi, bagaimanapun sulitnya atau apapun hambatannya,
manusia ternyata tidak pernah berhenti berusaha menemukan jawaban yang
dicarinya itu. Dan barang kali sudah menjadi ciri atau sifat manusia juga untuk
selalu mencari tahu dan tidak pernah puas dengan pengetahuan-pengetahuan yang
diperolehnya, termasuk pengetahuan tentang dirinya sendiri dan sesamanya.
Sekian banyak upaya yang telah
diarahkan untuk memahami manusia. Tetapi tidak semua upaya tersebut
membawa hasil, namun upaya pemahaman tentang manusia tetap memiliki arti
penting dan tetap harus dilaksanakan. Bisa dikatakan bahwa kualitas hidup
manusia, tergantung kepada peningkatan pemahaman kita tentang manusia. Dan
psikologi, baik secara terpisah maupun sama-sama dengan ilmu-ilmu lain, sangat
berperan secara mendalam dalam penganganan masalah kemanusiaan ini.
B. RUMUSAN MASALAH
- Apa yang dimaksud dengan psikologi kepribadian dan teori kepribadian?
- Bagaimana pendekatan teori kepribadian psikoanalisa menurut Sigmund Freud?
- Bagaimana pendekatan teori kepribadian behaviorisme menurut B.F. Skinner?
- Bagaimana pendekatan teori kepribadian humanistik menurut Abraham Maslow?
C. TUJUAN
Penulisan ini memiliki beragam
tujuan yang ingin dicapai baik penulis maupun pembaca. Tujuan tersebut
antara lain :
- Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian dari psikologi kepribadian dan teori kepribadian.
- Untuk mengetahui dan memahami tentang pendekatan teori kepribadian psikoanalisa menurut Sigmund Freud.
- Untuk mengetahui dan memahami tentang pendekatan teori kepribadian behaviorisme menurut B.F. Skinner.
- Untuk mengetahui dan memahami tentang pendekatan teori kepribadian humanistik menurut Abraham Maslow.
BAB II
PEMBAHASAN
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DAN TEORI KEPRIBADIAN
A. PSIKOLOGI KEPRIBADIAN SEBAGAI BIDANG STUDI
P
|
ada tahun 1879, psikologi merupakan
satu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, dan salah satu bidang penting yang
terdapat didalamnya adalah bidang yang mempelajari manusia yang dikenal sebagai
psikologi kepribadian. Sama halnya dengan bidang psikologi yang lain, psikologi
kepribadian memberikan sumbangan yang berharga bagi pemahaman kita tentang
manusia melalui kerangka kerja yang ilmiah, yakni dengan menggunakan
konsep-konsep yang mengarah langsung dan terbuka bagi pengujian empiris serta
menggunakan metode yang valid dan memiliki ketepatan.
Yang membedakan psikologi
kepribadian dengan bidang-bidang psikologi lainnya adalah usahanya untuk
mensitesiskan dan mengintegrasikan prinsip-prinsip yang terdapat pada bidang-bidang
psikologi lain tersebut.
Peneliti kepribadian berusaha
memformulasi konsep-konsep atau rumusan-rumusan teoretis yang bisa menguraikan
dan menerangkan relasi dari prinsip-prinsip yang diambil dan disatukannya.
Dengan kata lain, semua faktor yang menentukan atau mempengaruhi tingkah laku
manusia merupakan objek penelitian dan pemahaman para ahli psikologi
kepribadian.
Dari penjelasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa psikologi kepribadian adalah bidang yang memiliki daerah
minat yang demikian luas di banding dengan bidang-bidang psikologi yang
lainnya. Sehingga psikologi kepribadian adalah studi yang mencakup sebagian
besar bidang psikologi. Hal ini terjadi karena tujuan utama dari studi
psikologi kepribadian adalah memahami manusia secara total ataupun menyeluruh.
B. SASARAN-SASARAN PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
Salah satu ciri yang utama dari
psikologi kepribadian adalah penggunaan konsep-konsep dan metode-metode yang
ilmiah dalam upaya memahami manusia. Yang mana dengan penggunaan konsep-konsep
dan metode-metode ilmiah tersebut psikologi kepribadian bisa mencapai
sasaran-sasarannya. Sasaran-sasaran dari psikologi kepribadian adalah :
1. Memperoleh informasi mengenai
tingkah laku manusia.
2. Mendorong individu –individu agar
bisa hidup secara penuh dan memuaskan.
C. TEORI KEPRIBADIAN DAN FUNGSINYA
Teori kepribadian adalah sekumpulan
anggapan atau konsep-konsep yang satu sama lain berkaitan mengenai tingkah laku
manusia (Hall Lindzey, 1970).
Adapun fungsi-fungsi yang harus
dimiliki oleh setiap teori kepribadian adalah :
1. Fungsi Deskriptif (menguraikan
atau menerangkan)
Fungsi deskriptif ini menjadikan
suatu teori kepribadian bisa mengorganisasi dan menerangkan tingkah laku atau
kejadian-kejadian yang dialami individu secara sistematis.
2. Fungsi Prediktif (meramalkan)
Fungsi prediktif ini menjadikan
suatu teori kepribadian bisa meramalkan tingkah laku, kejadian, atau
akibat-akibat yang belum muncul pada diri individu.
D. EVALUASI TEORI KEPRIBADIAN
Disamping fungsi deskriptif dan
fungsi prediktif, teori kepribadian bisa dievaluasi berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu, yaitu :
1. Verifiabilitas
Kriteria verifiabilitas menekankan
bahwa teori kepribadian haruslah bertumpu pada konsep-konsep yang jelas,
didefenisikan secara eksplisit dan memiliki kaitan yang logis satu sama lain,
yang memungkinkan teori kepribadian ini bisa diverifikasi (diperiksa) oleh para
peneliti lain.
2. Nilai Heuristik
Kriteria ini mengevaluasi sampai
sejauh mana suatu teori kepribadian dapat secara langsung mengundang penelitian.
3. Konsistensi Internal
Kriteria ini menekankan bahwa suatu
teori kepribadian janganlah mengandung pertentangan didalamnya, serta teori
kepribadian tersebut bisa menerangkan tingkah laku secara konsisten.
4. Kehematan
Kriteria kehematan menekankan bahwa
teori kepribadian harus disusun berdasarkan konsep yang sesedikit mungkin,
jadi, teori kepribadian dianggap lemah apabila menggunakan konsep yang terlalun
banyak.
5. Keluasan
Kriteria keluasan
(comprehensiveness) ini menunjuk kepada bentangan dan keanekaragaman fenomena
yang bisa diliput oleh suatu teori kepribadian. Semakin luas suatu teori
kepribadian, maka akan semakin banyak pula fenomena atau dasar-dasar tingkah
laku yang diungkapkannya.
6. Signifikansi Fungsi
Kriteria yang terakhir ini
menekankan bahwa teori kepribadian itu bisa dievaluasi dalam rangka kegunaannya
membantu oranng-orang dalam memahami tingkah laku manusia sehari-hari.
E. ARTI DAN DEFINISI KEPRIBADIAN
1. Kepribadian menurut pengertian
sehari-hari
Kata personalit dalam bahasa
Inggris berasal dari bahasa latin persona. Pada mulanya kata persona
ini menunjuk pada topeng yang biasa digunakan oleh para pemain sandiwara di
Zaman Romawi dalam memainkan peran-perannya. Selanjutnya, kata persona ini
berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang
diterima oleh individu dari kelompok atau masyarakatnya, yang mana individu
tersebut diharapkan bisa bertingkah laku berdasarkan gambaran sosial yang
diterimanya.
Kepribadian juga sering diartikan
dengan ciri-ciri tertentu yang menonjol pada diri individu, yang menunjuk
kepada bagaimana individu tampil dan dan menimbulkan kesan bagi
individu-individu lainnya.
2. Kepribadian menurut psikologi
Terdapat beberapa defenisi
kepribadian dari beberapa ahli psikologi, diantaranya adalah :
a. George Kelly
George Kelly memandang Kepribadian
sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman
hidupnya.
b. Gordon Allport
Gordon Allport merumuskan
kepribadian sebagai sesuatu yang terdapat dalam diri individu yang membimbing
dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan.
c. Sigmund Freud
Sigmund Freud mamandang kepribadian
sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem, yakni id, ego dan
super ego. dan tingkah laku menurut Freud merupakan hasil
dari konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem kepribadian tersebut.
F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEORI KEPRIBADIAN
1. Faktor-faktor historis masa
lampau
Teori kepribadian telah dikenai
pengaruh oleh semua faktor yang mempengaruhi psikologi. Dari sekian banyak
faktor historis yang berkaitan dan menghasilkan psikologi, diantaranya terdapat
empat faktor utama yang berpengaruh langsung atas pembentukan teori
kepribadian. Empat faktor tersebut adalah :
q. Pengobatan Klinis Eropa
Pengobatan klinis Eropa dapat
dikatakan memiliki arti penting bagi teori kepribadian karena peranannya dalam
menciptakan iklim intelektual yang memungkinkan Freud mengembangkan
psikoanalisanya yang unik, yang mana teori psikoanalisa tersebut merupakan salah
satu aliran yang utama dan besar pengaruhnya dalam psikologi modern.
b. Psikometrik
Psikometrik (pengukuran psikologi)
digunakan untuk mengukur fungsi-fungsi psikologis manusia seperti kecerdasan,
bakat, minat, motif-motif dan trait-trait kepribadian.
c. Behaviorisme
Behaviorisme adalah salah satu
aliran dalam psikologi, didirikan pada tahun 1913 oleh John B. Watson
(1878-1958).
Pengaruh atau peranan behaviorisme
dalam pembentukan teori kepribadian terletak pada upaya dan anjuran-anjurannya
untuk memandang dan meneliti tingkah laku secara objektif.
Penelitian-penelitian yang digunakan oleh para behavioris melalui penggunaan
eksperimen sebagai metodenya dan menggunakan hewan sebagai objek percobaannya.
Hal tersebut menjadikan behaviorisme tampil sebagai penyumbang yang besar bagi
terciptanya konsep-konsep tentang teori kepribadian yang bisa di uji
ketepatannya secara empiris, juga menciptakan teknik terapi baru yang dikenal
dengan istilah behavior therapy.
d. Psikologi Gestalt
Psikologi gestalt adalah salah satu
aliran psikologi yang didirikan pada tahun 1912 oleh Max Wertheimer (1880-1943)
bersama-sama dengan Wolfgang Kohler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1886-1941).
Yang mana ketiga tokoh tersebut berasal dari Jerman.
Prinsip utama dari psikologi gestalt
adalah prinsip bahwa suatu gejala atau fenomena harus dan hanya bisa dimengerti
sebagai suatu totalitas (keseluruhan). Prinsip ini menentang elementalisme,
yaitu paham yang mempelajari kesadaran dan tingkah laku manusia dengan cara
memecah-mecahnya ke dalam elemen-elemen atau bagian-bagian. Prinsip gestalt ini
dikenal dengan sebutan prinsip holistik dengan para tokohnya yaitu Alfred
Adler, Kurt Goldstein, Gordon Allport, Abraham Maslow dan Carl Rogers.
Prinsip kedua dari psikologi gestalt
adalah prinsip bahwa fenomena adalah data yang mendasar bagi psikologi. Prinsip
ini sejalan dengan prinsip filsafat dan psikologi fenomenologi yang mengatakan
bahwa fenomena harus dilihat apa adanya, tanpa ada pengaruh atau campur tangan
apapun dari pengamat. Implikasi dari prinsip ini bisa ditemukan pada teori
kepribadian dan teknik terapi Rogers. Selain dua prinsip tersebut, masih banyak
tema penting yang terdapat pada psikologi gestalt yang menjadikan psikologi
gestalt sebagai suatu aliran yang unik dan berpengaruh. Tetapi dalam bab ini
hanya dua prinsip yang dapat dan perlu diungkapkan.
2. Faktor-faktor Kontemporer
Faktor-faktor kontemporer yang
mempengaruhi teori kepribadian itu berasal dari dalam maupun luar psikologi.
Dari dalam psikologi faktor-faktor itu muncul berupa perluasan dalam area atau
bidang studi. Contohnya seperti psikologi lintas budaya, studi tentang
proses-proses kognitif, motivasi, dll.
Dari luar psikologi, faktor
kontemporer yang berpengaruh tehadap teori kepribadian sangatllah banyak.
Sebagai contoh ialah pengaruh filsafat eksistensialisme. Yaitu aliran filsafat
yang menekankan kebebasan, penentuan diri dan keberubahan manusia ini
meninggalkan jejaknya yang nyata pada pemikiran para teoris kepribadian yang
berada dibawah payung eksistensial.
G. ANGGAPAN-ANGGAPAN DASAR TENTANG MANUSIA
1. Kebebasan – ketidakbebasan
Anggapan ini menyatakan bahwa
manusia adalah makhluk yang bebas berkehendak, bebas mengambil sikap, dan bebas
menentukan arah dari kehidupannya. Tetapi teoris yang lain juga
beranggapan bahwa manusia merupakan organisme yang tingkah lakunya
dideterminasi (ditentukan) oleh sejumlah determinan, determinan atau penentu
bagi tingkah laku manusia berada atau berasal dari dalam manusia itu sendiri,
seperti naluri-naluri atau dorongan-dorongan
2. Rasionalitas – irasionalitas
Masalah dasar yang terdapat pada
dimensi rasionalitas – irasionalitas menyangkut seberapa besar pengaruh
atau peranan akal dari dalam diri dan tingkah laku manusia. Anggapan-anggapan
ini menyatakan bahwa manusia itu sebagai makhluk yang rasional, namun ada pula
yang beranggapan bahwa manusia itu cenderung makhluk yang irasional.
3. Holisme – Elementalisme
Prinsip holistik adalah sebuah
prinsip yang berasal dari psikologi gestalt yang menekankan bahwa suatu
fenomena harus dilihat dan hanya bisa dimengerti dalam keseluruhannya atau
sebagai suatu totalitas. Sedangkan anggapan elementalistik menekankan bahwa
suatu hak hanya bisa dipelajari dan diterangkan dengan jalan menyelidiki
aspek-aspeknya secara terpisah.
4. Konstitusionalisme –
environmentalisme
Teori yang bisa dimasukkan dalam
teori kepribadian konstitusionalis adalah teori Freud mengenai naluri yang
bersifat bawaan, teori lain yang bisa masuk teori konstitusionalis ini adalah
teori Maslow dengan kebutuhan bertingkatnya..
Sementara itu, yang dimaksud dengan
environmentalisme adalah paham yang menekankan peranan lingkungan. Sebagai
contoh adalah teori yang dikemukakan oleh John Locke (1623-1704), yaitu teori
tabula rasa.
5. Berubah – tak berubah
Anggapan dasar ini menyatakan bahwa
adanya kemungkinan berubah-tidak berubahnya kepribadian individu sepanjang
hidupnya,
6. Subjektivitas – objektivitas
Anggapan dasar tentang subjektivitas
– objektivitas manusia bisa dinyatakan melalui pertanyaan-pertanyaan apakah
manusia itu hidup dalam pengalaman yang personal atau subjektif dan tingkah
lakunya dipengaruhi oleh subjektifitasnya itu, atau apakah tingkah laku manusia
itu justru ditentukan oleh faktor-faktor eksternal dan objektif.
7. Proaktif – reaktif
Pandangan Proaktif – reaktif
pada dasarnya mengacu atau mempermasalahkan pada tingkah laku manusia , yang
mana apakah penyebab tingkah laku manusia itu didorong atau ditentukan oleh
kekuatan-kekuatan internal (proaktif) ataukah oleh kekuatan-kekuatan eksternal
(reaktif).
8. Homeostatis – heterostatis
Konsep homeostatis menerangkan bahwa
tingkah laku manusia terutama dimotivasi atau digerakkan ke arah
tegangan-tegangan internal yang terjadi akibat ketidakseimbangan fisis,
sehingga keseimbangan bisa dicapai kembali dan terpelihara pada taraf yang
optimal, sedangkan heterostatis menekankan bahwa tingkah laku manusia itu
terutama dimotivasi ke arah pertumbuhan, pencarian stimulus, dan pengungkapan
diri.
9. Dapat diketahui – tidak dapat
diketahui
Anggapan ini menyatakan bahwa upaya
ilmiah (psikologi) hanya menghsilkan sedikit pengetahuan tentang manusia,
tetapai ada juga yang bertolak belakang dengan anggapan ini, mereka beranggapan
bahwa manusia akan bisa diketahui melalui upaya ilmiah karena pada dasarnya
manusia bertingkah laku seperti hukum alam yang sama dengan makhluk hidup yang
lainnya.
SIGMUND FREUD: TEORI KEPRIBADIAN PSIKOANALISA
A. KEPRIBADIAN DALAM TEORI PSIKOANALISA
D
|
alam teori psikoanalisa, kperibadian
dipandang sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga unsur atau sistem yakni
id, ego dan super ego.ketiga sistem kepribadian ini satu sama lain saling
berkaitan serta membentuk suatu totalitas.
1. Id
Id/das es adalah sistem
kepribadian yang paling dasar, yang didalamnya terdapat naluri-naluri bawaan.
Untuk dua sistem yang lainnya, id adalah sistem yang bertindak sebagai
penyedia atau penyalur energi yang dibutuhkan oleh sistem-sistem terebut untuk
operasi-operasi atau kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Dalam menjalankan
fungsi dan operasinya, id bertujuan untuk menghindari keadaan tidak
menyenangkan dan mencapai keadaan yang menyenangkan.
Untuk keperluan mencapai maksud dan
tujuannya itu, id mempunyai perlengkapan berupa dua macam proses, proses yang
pertama adalah tindakan-tindakan refleks, yaitu suatu bentuk tingkah laku atau
tindakan yang mekanisme kerjanya otomatis dan segera, serta adanya pada
individu merupakan bawaan. Proses yang kedua adalah proses primer. Yaitu suatu
proses yang melibatkan sejumlah reaksi psikologis yang rumit. Dengan proses
primer ini dimaksudkan bahwa id (dan organisme secara keseluruhan) berusaha
mengurangi tegangan dengan cara membentuk bayangan dari objek yang bisa
mengurangi teganan.
2. Ego
Ego adalah sistem kepribadian yang
bertindak sebagai pengarah individu kepada dunia objek tentang kenyataan, dan
menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan.
Menurut Freud, ego tebentuk pada
struktur kepribadian individu sebagai hasil kontak dengan dunia luar. Adapun
proses yang dimiliki dan dijalankan ego adalah upaya memuaskan kebutuhan atau
mengurangi tegangan oleh individu..
Ego dalam menjalankan fungsinya
sebagai perantara dari tuntutan-tuntutan naluriah organisme di satu pihak
dengan keadaan lingkungan dipihak lain. Jadi, fungsi yang paling dasar ego
adalah sebagai pemelihara kelangsungan hidup individu.
3. Superego
Superego/das Uberich adalah sistem
kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang sifatnya
evaluatif (menyangkut baik-buruk).
Adapun fungsi utama dari superego
adalah :
- Sebagai pengendali dorongan-dorongan atau impuls-impuls naluri id agar impuls-impuls teresbut disalurkan dalam cara atau bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat.
- Mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral dari pada dengan kenyataan.
- Mendorong individu kepada kesempurnaan.
B. DINAMIKA KEPRIBADIAN
Freud menyatakan gagasan bahwa
energy fisik bisa diubah menjadi energy psikis, dan sebaliknya. Yang
menjembatani energi fisik dengan kepribadian adalah id dengan naluri-nalurinya.
1. Naluri
Menurut Freud, naluri atau insting
adalah representasi psikologis bawaan dari eksitasi (keadaan tegang dan
terangsang) pada tubuh yang diakibatkan oleh munculnya suatu kebutuhan tubuh.
2. Macam-macam naluri
Freud berpendapat bahwa
naluri-naluri yang ada pada manusia itu ada dua macam, yaitu naluri-naluri
kehidupan (life instincts) dan naluri-naluri kematian (death instincts).
3. Penyaluran dan penggunaan energi
psikis
Dalam teori Freud dinamika
kepribadian terdiri dari jalan tempat energi psikis disalurkan dan digunakan
oleh id, ego dan superego. Karena jumlah energi itu terbatas, maka diantara
ketiga sistem kepribadian tersebut hampir selalu terjadi persaingan dalam
penggunaan energi. Satu sistem ingin mengambil kendali dan ingin memperoleh
lebih banyak dari pada yang lainnya. Apabila salah satu sistem memperoleh
energi lebih banyak, maka sistem-sistem yang lain akan kekurangan energi dan
akan menjadi lemah, sampai energy baru ditambahkan kepada sistem keseluruhan.
4. Kecemasan
Freud membagi kecemasan menjadi tiga
jenis, yaitu kecemasan riel, kecemasan neurotik, dan kecemasan moral. Kecemasan
real adalah kecemasan atau ketakutan individu terhadap bahaya-bahaya nyata yang
berasal dari dunia luar, sedangkan yang dimaksud dengan kecemasan neurotik
adalah kecemasan atas tidak terkendalikannya naluri-naluri primitif oleh ego
yang nantinya bisa mendatangkan hukuman. Adapun yang dimaksud kecemasan moral
adalah kecemasan yang timbul akibat tekanan superego atas ego individu yang
telah atau sedang melakukan tindakan yang melanggar moral.
5. Mekanisme Pertahanan Ego
Menurut Freud, mekanisme pertahanan
ego adalah strategi yang digunakan individu untuk mencegah kemunculan terbuka
dari dorongan-dorongan id, maupun untuk menghadapi tekanan superego atas ego,
dengan tujuan agar kecemasan bisa dikurangi atau diredakan.
Freud menguraikan adanya tujuh macam
mekanisme pertahanan ego, yaitu :
a.
Represi
Represi adalah mekanisme yang
dilakukan oleh ego untuk meredakan kecemasan dengan jalan menekan
dorongan-dorongan atau keinginan-keinginan yang menjadi penyebab kecemasan tersebut
kedalam tak sadar.
b.
Sublimasi
Sublimasi adalah mekanisme
pertahanan ego yang ditujukan untuk mencegah atau meredakan kecemasan dengan
cara mengubah dan menyesuaikan dorongan primitif id yang menjadi penyebab
kecemasan kedalam bentuk (tingkah laku) manusia yang bisa diterima dan dihargai
masyarakat.
c.
Proyeksi
Proyeksi adalah pengalihan dorongan,
sikap atau tingkah laku yang menimbulkan kecemasan kepada orang lain.
d.
Displacement
Displacement adalah pengungkapan
dorongan yang menimbulkan kecemasan pada objek atau individu yang kurang
berbahaya atau kurang mengancam dibanding dengan objek atau individu semula.
e.
Rasionalisasi
Rasionalisasi menunjuk kepada upaya
individu menyelewengkan atau memutarbalikkan kenyataan yang mengancam ego,
melalui alas an tertentu yang seakan-akan masuk akal.
f.
Reaksi formasi
Reaksi formasi adalah reaksi dimana
kadang-kadang ego individu bisa mengendalikan dorongan-dorongan primitive agar
tidak muncul sambil secara sadar mengungkapkan tingkah laku sebaliknya.
g.
Regresi
Regresi adalah suatu mekanisme
dimana individu untuk menghindarkan diri dari kenyataan yang mengancam, kembali
kepada taraf perkembangan yang lebih rendah serta bertingkah laku seperti
ketika dia berada dalam taraf yang lebih rendah itu.
C. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
T
|
eori psikoanalisa mengenai
perkembangan kepribadian berlandaskan dua premis, pertama, premis bahwa
kepribadian individu dibentuk oleh berbagai jenis pengalaman masa kanak-kanak
awal. Kedua, energy seksual (libido) ada sejak lahir dan kemudian berkembang
melalui serangkaian tahapan psikoseksual yang bersumber pada proses-proses
naluriah organism.
Freud menyatakan bahwa pada manusia
terdapat tiga fase atau tahapan perkembangan psikoseksual yang kesemuanya menentukan
bagi pembentukan kepribadian. Tiga fase tersebut adalah :
1. Fase Oral
Fase oral adalah fase pertama yang
berlangsung pada perkembangan kehidupan individu. pada fase ini, daerah erogen
yang paling penting dan paling peka adalah mulut.yakni berkaitan dengan
pemuasan kebutuhan dasar akan makanan atau minuman. Stimulasi atau perangsangan
atas mulut merupakan tingkah laku yang menimbulkan kesenangan atau kepuasan.
2. Fase Anal
Fase anal dimulai dari tahun kedua
sampai tahun ketiga kehidupan. Pada fase ini energy liibidal dialihkan dari
mulut ke daerah dubur,serta kesenangan dan kepuasan diperoleh dengan tindakan
mempermainkan atau menahan kotoran (faeces). Pada fase ini pula, seorang anak
diperkenalkan kepada aturan-aturan kebersihan yang disebut toilet training.
3. Fase Falik
Fase falik ini berlangsung pada
tahun keempat atau kelima, yakni suatu fase ketika energi libido sasarannya
dialihkan dari daerah dubur kedaerah alat kelamin. Pada fase ini anak mulai
tertarik pada alat kelaminnya sendiri dan mempermainkannya dengan maksud untuk
memperoleh kepuasan.
D. VALIDASI EMPIRIS ATAS KONSEP-KONSEP PSIKOANALISA
Dalam pembahasan berikut, akan
diungkapkan beberapa penelitian yang dilakukan dalam rangka menguji validitas
konsep-konsep psikoanalisa. Penelitian-penelitian tersebut adalah :
- Penelitian mengenai represi.
- Kompleks kastrasi dan penis envy dalam mimpi.
- Humor dan tertawa.
- Pemilihan anak laki-laki versus anak perempuan.
E. PENERAPAN PSIKOANALISA DALAM PSIKOTERAPI
1. Penggunaan Asosiasi Bebas
Dengan menggunakan asosiasi bebas,
pasien didorong untuk melepaskan seluruh refleksi kesadarannya, mengikuti
pemikiran dan perasaannya secara spontan. Sehingga pengungkapan hal-hal
yang terlintas dalam pikiran pasien tersebut berjalan dengan lancar.
Asosiasi bebas bertumpu pada
anggapan bahwa satu asosiasi mengarahkan pada hal-hal lain yang terdapat jauh
dialam tak sadar. Asosiasi yang diucapkan oleh pasien ditafsirkan sebagai
pengungkapan tersamar atau berkedok dari pemikiran atau perasaan yang direpres.
2. Analisis Mimpi
Freud memandang mimpi sebagai jalan
utama menuju kea lam tak sadar karena dia melihat isi mimpi ditentukan oleh
keinginan-keinginan yang direpres. Mimpi juga bisa ditafsirkan sebagai pemuasan
simbolis dari keinginan-keinginan, dan isinya sebagian merefleksikan
pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak awal.
3. Analisis Transferensi
Transferensi adalah fenomena saat
pasien menggunakan mekanisme pertahanan ego, dimana impuls tak sadar dialihkan
sasarannya dari objek satu ke objek lainnya.
Dalam fenomena transferensi, pasien
akan mengalami neurosis transferensi, dimana neurosis transferensi ini membantu
memperoleh pemahaman atas cara-cara pasien dalam mengamati, merasakan dan
bereaksi terhadap figur orang-orang yang berarti pada awal kehidupannya.
4. Reedukasi
Reedukasi bukanlah suatu teknik
terapi psikoanalisa, melainkan suatu upaya mendorong pasien agar memperoleh
pemahaman baru atas kehidupan yang dijalaninya. Reedukasi ini dilakukan
pada tahap akhir dari terapi.
F. BIOGRAPY SIGMUN FREUD

Gagasan Freud di bidang psikologi berkembang tingkat demi tingkat. Batu tahun 1895 buku pertamanya Penyelidikan tentang Histeria terbit, bekerja sama dengan Breuer. Buku berikutnya Tafsir Mimpi terbit tahun 1900. Buku ini merupakan salah satu karyanya yang paling orisinal dan sekaligus paling penting, meski pasar penjualannya lambat pada awalnya, tetapi melambungkan nama harumnya. Sesudah itu berhamburan keluar karya-karyanya yang penting-penting, dan pada tahun 1908 tatkala Freud memberi serangkaian ceramah di Amerika Serikat, Freud sudah jadi orang yang betul-betul kesohor. Di tahun 1902 dia mengorganisir kelompok diskusi masalah psikologi di Wina. Salah seorang anggota pertama yang menggabungkan diri adalah Alfred Adler, dan beberapa tahun kemudian ikut pula Carl Yung. Kedua orang itu akhirnya juga menjadi jagoan ilmu psikologi lewat upaya mereka sendiri.
Freud kawin dan beranak enam. Pada saat-saat akhir hidupnya dia kejangkitan kanker pada tulang rahangnya dan sejak tahun 1923 dan selanjutnya dia mengalami pembedahan lebih dari tiga puluh kali dalam rangka memulihkan kondisinya. Meski begitu,dia tetap menemukan kerja dan beberapa karya penting bermunculan pada tahun-tahun berikutnya. Di tahun 1938 Nazi menduduki Austria dan si Sigmund Freud yang sudah berusia 82 tahun dan keturunan Yahudi itu dipaksa pergi ke London dan meninggal dunia di sana setahun sesudahnya.
Sumbangsih Freud dalam bidang teori psikologi begitu luas daya jangkauannya sehingga tidak gampang menyingkatnya. Dia menekankan arti penting yang besar mengenai proses bawah sadar sikap manusia. Dia tunjukkan betapa proses itu mempengaruhi isi mimpi dan menyebabkan omongan-omongan yang meleset atau salah sebut, lupa terhadap nama-nama dan juga menyebabkan penderitaan atas bikinan sendiri serta bahkan penyakit.
Freud mengembangkan teknik psikoanalisa sebagai suatu metode penyembuhan penyakit kejiwaan, dan dia merumuskan teori tentang struktur pribadi manusia dan dia juga mengembangkan atau mempopulerkan teori psikologi yang bersangkutan dengan rasa cemas, mekanisme mempertahankan diri, ihwal pengkhitanan, rasa tertekan, sublimasi dan banyak lagi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
P
|
sikologi merupakan satu disiplin
ilmu yang berdiri sendiri, dan salah satu bidang penting yang terdapat
didalamnya adalah bidang yang mempelajari manusia yang dikenal sebagai
psikologi kepribadian. Sama halnya dengan bidang psikologi yang lain, psikologi
kepribadian memberikan sumbangan yang berharga bagi pemahaman kita tentang
manusia melalui kerangka kerja yang ilmiah, yakni dengan menggunakan
konsep-konsep yang mengarah langsung dan terbuka bagi pengujian empiris serta
menggunakan metode yang valid dan memiliki ketepatan
Peneliti kepribadian berusaha
memformulasi konsep-konsep atau rumusan-rumusan teoretis yang bisa menguraikan
dan menerangkan relasi dari prinsip-prinsip yang diambil dan disatukannya.
Dengan kata lain, semua faktor yang menentukan atau mempengaruhi tingkah laku
manusia merupakan objek penelitian dan pemahaman para ahli psikologi
kepribadian.
Konsep-konsep atau rumusan-rumusan
teoritis yang diuraikan dalam buku ini diantaranya adalah teori kepribadian
psikoanalisa menurut Sigmund Freud, teori kepribadian behaviorisme menurut B.F.
dan teori kepribadian humanistik menurut Abraham Maslow.
B. SARAN
Sebagai calon konselor – mahasiswa
program studi Bimbingan dan Konseling – sudah seharusnya kita menguasai tentang
teori-teori kepribadian dari berbagai orientasi dan pendekatan.
Materi dalam makalah ini diharapkan
dapat mengantarkan calon konselor untuk menguasai landasan keilmuan dalam
menjalankan praktek konseling atau dalam menjalankan tugas-tugas
profesionalnya.
Dengan menguasai teori-teori
kepribadian, diharapkan para konselor dapat bekerja dengan cara yang lebih
efektif dan efisien , serta menghindarkan konselor untuk bekerja dengan
cara-cara yang tidak ilmiah dan tidak disertai dengan dasar keilmuan.
DAFTAR PUSTAKA
Koeswara, E. (1991). Teori-Teori
Kepribadian. Bandung :
0 komentar:
Posting Komentar